Mau jadi apakah kita dalam
memasuki MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) tahun 2015, apakah menjadi Job Creator
atau Job Seeker? Kalau saya sebagai mahasiswa yang sebentar lagi memasuki
semester terakhir ini adalah suatu tantangan, untuk kita bagaimana menyikapi
dengan adanya MEA, sekaligus dengan awalnya kita memulai karir. Setelah lulus
kita akan dihadapi pada kesepian diri kita dalam menghadapi persaingan didunia
pekerjaan yang semakin ketat. Jadi kita tidak hanya menginginkan keberuntungan
saja tapi kita juga harus memiliki keahlian dan kecerdasan untuk menjadi
penolong didunia pekerjaan untuk bersaing.
Untuk itu sebagai lulusan dari dalam
negeri kita harus mempersiapkan diri untuk bersaing dengan para sarjana dari
luar negeri. Jadi kita lulus hanya dikasih dengan dua pilihan, yaitu Job
Creator (Menciptakan Lapangan Kerja) atau Job Seeker (Pencari Kerja). Dari kedua
pilihan tersebut merupakan kesiapan diri dalam mempersiapkan ketika pelaksanaan
MEA dibuka.
Untuk kesiapan diri menghadapi MEA,
saya akan mengawali dengan menjadi Job Seeker terlebih dahulu, karena saya
ingin mencapai tujaun saya terlebih dahulu yaitu bekerja di sebuah bank milik
pemerintah. Dengan saya menjadi Job Seeker memiliki tanggung jawab yang lebih
dibandingkan dengan Job Creator. Tetapi bukan bermaksud untuk membedakan antara
keduanya, melainkan hanya saja saya melihat dari sisi Job Seeker. Tetapi
tingkat resiko dalam kegagalan financial oleh Job Seeker lebih rendah dibandingkan
dengan Job Creator. Karena Job Seeker tiap bulan akan mendapatkan gaji yang
telah disepakati, sedangkan Job Creator bisa mendapatkan pendapatan yang lebih
besar, tetapi kemungkinan juga akan mengalami kegagalan yang dimana tidak
mendapatkan pendapatan diwaktu yang tidak menentu. Setelah saya mendapatkan
cukup banyak memperoleh modal dan pengalaman dari pekerjaan saya, maka saya
akan memulai dengan langkah yang kedua , yaitu menjadi Job Creator. Dengan saya
menjadi Job Creator maka alasan saya untuk bisa mendapatkan penghasilan yang
lebih, tetapi selain itu juga dengan membuka usaha bisa mengurangi pengangguran
di Indonesia.
Untuk bisa bekerja di bank milik
pemerintah tidaklah mudah dan banyak proses yang harus dijalani dengan berbagai
syarat-syarat tertentu. Apalagi ditambah dengan persaingan MEA ditahun ini. Ditahun
ini merupakan suatu tantangan untuk kita sebagai lulusan dalam negeri untuk
memperoleh pekerjaan dan melakukan kesiapan diri untuk untuk bersaing dengan
lulusan luar negeri dengan meningkatkan kemampuan dan pengalaman dalam bekerja.
Tetapi kita juga harus mempunyai semangat dan tidak mudah menyerah agar kita
mampu bersaing dengan para pekerja dari luar negeri.
Selain itu juga kita dalam membuka
suatu usaha harus mempunyai kesiapan diri untuk menerima kemungkinan terburuk. Untuk
membuka suatu usaha kita juga harus mengetahui modal yang tidaklah sedikit dan
pasti kita akan memiliki resiko yang kemungkinan besar. Maka dari itu kita
harus mempunyai keberanian untuk mengambil sebuah keputusan yang mungkin saja
buruk akan terjadi. Jika kita mudah mengambil resiko tersebut maka kedepannya
usaha tersebut akan mudah berkembang.